Kamis, 30 Januari 2014

Psikologi Pesan


 
Pengertian psikolgi pesan


             PENGERTIAN Proses komunikasi yang berhubungan dengan pesan yang dikirim oleh KOMUNIKATOR kepada komunikan Komunikasi Yang disampaikan disebut pisikologi pesan. Pesan terbagi atas: Pesan Linguistik Pesan Nonverbal
                        Pesan Longuistik adalah komunikasi yang dilakukan manusia dengan cara mengucapkan kata-kata dan kalimat. Pesan Linguistik. Bahasa-bahasa terbagi atas fungsional dan formal.
                        Bahasa Fungsional: Alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Bahasa Formal: Bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa.
                        Bahasa dapat diartikan: Semua bahasa memiliki unsur nyata Semua bahasa memiliki arti Semua bahasa tergantung pada persetujuan para pemakainya Semua bahasa memiliki fungsi Semua bahasa dapat dipindahkan apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.
            Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
                        Pesan Non-Verbal: Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition) Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (subtitusion) Menujukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
                        Non Verbal Dikelompokkkan: Kinesics Kode non-verbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Embelms: isyarat yg punya arti langsung pada simbol yang dibuat gerakan badan. Ex:Acungan Jempol Ilustrators:Isyarat yg dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan susuatu Ex: Besar X Tinggi Barang.
                        Gerakan mata (Eye Gaze) Alat Komunikasi yg paling berarti dalam memberi isyarat tanda kata.Atau Pencerminan isi hati seseorang. Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya. Untuk menyatakan terbukanya saluran dengan tiba waktunya bicara. Sebagai signal untuk menyalurkan hubungan dimana mata kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yg saling memerlukan, sebaliknya orang yang merasa malu akan berusaha menghindari terjadinya kontak mata. Sebagai pegganti jarak fisik
Sentuhan Isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Kinesthetic:Isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama lain sebagai keakraban atau kemesraan. Sociofugal:Isyarat yang ditunjukkan melalui jabat tangan atau saling merangkul Thermal: Isyarat yg ditunjukkan dengan sentuhan badan yg terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang sangat intim.
                        Organisasi pesan adalah: pesan yang memiliki struktur makna yang lengkap mulai dari pesan Deduktif-induktif, kronologis, spasial dan topikal serta psikologis Penjelasannya: Pesan yang dimulai dengan menyatakan gagasan utama, kemudian memperjelas dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti (deduktif-Induktif) Pesan juga harus disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya, tempat kejadian, dan berdasarkan sebab akibat (kronologis) Pesan diklasifisikasi dari yang penting ke kurang Penting, dari yang mudah kepada yang sukar (spasial&topikal)) Pesan yang muncul karena sistem berpikir manusia (psikologis)
            Struktur Pesan yang disampaikan kepada khalayak, dimana pesan tidak sepaham dengan kita, dan sebagai komunikator kita harus menentukan bagian-bagian yang penting dari pesan yang kita terima tersebut.
           
                        Imbauan Pesan:Pesan-pesan yang disampaikan untuk mempengaruhi orang lain, sehingga pesan yang dibuat harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong prilaku. (rasional,Emosional, takut,Ganjaran, motivasional)
Kelebihan
Kelebihan dari pesan verbal adalah media paling efektif yang digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi. Efektivitas tersebut dimungkinkan oleh tiga aspek bahasa: semanticity, generativity dan displacement.
Aspek semanticity merujuk pada hakikat kata-kata (unsur utama bahasa) sebagai simbol yang merepresentasikan objek atau realitas tertentu. Dengan kata-kata, kita dapat menamai atau memberi label pada tindakan, pemikiran, perasaan, atau orang sehingga kita dapat mengindentifikasi atau merujuknya tanpa harus menghadirkannya secara langsung.
Aspek generativity (kadang-kadang disebut productivity) merujuk pada kemampuan bahasa untuk menghasilkan pesan-pesan bermakna dalam jumlah tak terbatas melalui kombinasi sejumlah simbol linguistik yang sangat terbatas. Contoh, hanya dengan menggunakan tiga fonem a, i dan r, kita bisa membentuk kata ‘air’, ‘Ira’, ‘ria’ dan ‘ari’ yang semua kata-kata ini memiliki makna.
Aspek displacement merujuk pada kemampuan bahasa untuk digunakan sebagai sarana untuk membicarakan sesuatu yang ‘jauh’ dalam konteks ruang dan waktu, atau sesuatu yang ada hanya dalam imajinasi.
Kombinasi antara kemampuan bahasa untuk menghasilkan pesan-pesan baru yang bermakna dalam jumlah tak terhingga tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan kemampuan kognitif manusia untuk memanfaatkan ketiga aspek tersebut memungkinkan berlangsungnya komunkasi yang sangat efektif dan adaptif.





Keterbatasan
Disamping berbagai kelebihan yang dimilikinya sebagai sarana penyampaian makna bahasa, pesan verbal juga memiliki berbagai kelemahan dalam penyampaian maksud, yaitu :
1.      Jumlah kata yang tersedia dalam setiap bahasa sangat terbatas, sehingga tidak semua objek dalam realita dapat diwakili oleh kata-kata.
2.      Kata-kata memiliki makna yang ambigu (makna ganda) dan kontekstual, dimana kata-kata bersifat ambigu karena hubungan antara kata dan objek yang diwakilinya bersifat arbitrer (semena-mena). Kata yang diucapkan tidak merujuk pada objek, tetapi pada persepsi dan interpretasi orang sebagai wakil dari objek tersebut.
3.      Makna kata-kata bersifat bias karena dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Esensi bahasa dalam aktivitas berpikir terungkap dengan jelas melalui kenyataan bahwa ketidakmampuan suku-suku primitif memikirkan hal-hal yang ‘canggih’ bukan karena mereka tidak dapat berpikir, tapi karena bahasa mereka tidak dapat memfasilitasi mereka untuk melakukannya.
4.      Orang cenderung mencampuradukkan fakta, penafsiran, dan penilaian karena kekeliruan persepsi sewaktu menggunakan bahasa.
Karakteristik Pesan
Disamping karakteristik makna pesan, pemahaman tentang karakteristik pesan juga sangat dibutuhkan sebagai landasan untuk mengetahui bagaimana makna disalurkan melalui pesan oleh komunikator kepada komunikan.
1. Pesan berbentuk paket
Pada saat berkomnikasi, seluruh bagian sistem komunikasi biasanya bekerjasama untuk menyampaikan suatu kesatuan makna (unified meaning). Ketika seseorang mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata, getaran dan volume suara, ekspresi wajah, sorot mata dan sikap tubuhnya juga memancarkan pesan kemarahan itu.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pesan selalu diungkapkan dalam satu paket gabungan antara unsur-unsur verbal dan nonverbal. Paket pesan ini biasanya dianggap sebagai hal yang wajar sehingga tidak begitu diperhatikan oleh komunikan, kecuali dia mendeteksi adanya double-bind messages, atau kontradiksi antara pesan verbal dan pesan nonverbal yang digunakan.
2. Pesan dibentuk dengan menggunakan kaidah tertentu
Setiap pesan dibentuk dan diungkapkan dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu. Pesan verbal dibentuk dan digunakan dengan mengikuti aturan-aturan gramatika dan pragmatik yang berlaku dalam bahasa. Pesan nonverbal juga dibentuk dan diungkapkan berdasarkan seperangkat norma atau peraturan yang menggariskan tingkah-laku nonverbal apa yang sesuai, diizinkan, atau diharapkan dalam situasi sosial tertentu.
3. Pesan disampaikan dalam tingkat kelangsungan yang variatif
Sebagian pesan disampaikan secara langsung dan sebagian lagi secara tidak langsung. Pesan langsung ditandai oleh adanya pernyataan langsung mengenai preferensi atau keinginan komunikator, sedangkan dalam pesan tidak langsung si pembicara berupaya menyuruh pendengarnya mengatakan atau melakukan sesuatu tanpa menyatakannya secara eksplisit.
4. Pesan bervariasi dalam tingkat kepercayaan
Terdapat dua alasan mengapa komunikan cenderung lebih mempercayai makna yang terungkap melalui pesan nonverbal ketika dia mendeteksi konflik antara pesan verbal dan nonverbal yang dikirim komunikator. Pertama, pesan verbal lebih mudah dipalsukan. Kedua, pesan nonverbal terbentuk diluar kendali kesadaran individu.
Sinyal nonverbal biasanya dapat digunakan untuk menebak apakah pembicara berbohong atau tidak. Sinyal-sinyal itu juga sangat membantu untuk mengungkapkan kebenaran yang coba ditutup-tutupi oleh kebohongan yang dideteksi.
5. Pesan dapat digunakan dalam metakomunikasi
Seperti telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan Nonverbal di atas, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Pesan metakomunikatif berfungsi memberikan informasi tambahan untuk memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal bagi pesan verbal.


Kesimpulan
Untuk memahami, mengetahui makna dan maksud dari pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator, maka komunikan harus paham dengan psikologi pesan. Sehingga, bagaimanapun dan apapun pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu, komunikan dapat menangkap isi pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud yang diinginkan oleh komunikator. Tentunya untuk pemahaman itu komunikan dan komunikator juga harus memahami bagaimana pesan dalam bentuk verbal dan nonverbal.
Dalam komunikasi interpersonal yang dilakukan secara tatap muka, makna dikirim oleh komunikator melalui pesan verbal dan noverbal. Seacara terpisah, pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta, ilmu, atau keadaan, sedangkan pesan nonverbal lebih potensial untuk menyatakan perasaan.
Dalam tataran praktik, komunikator cenderung menggunakan kedua jenis pesan itu secara berdampingan. Akibatnya, Untuk menangkap makna yang disampaikan, komunikate harus mengolah kedua jenis pesan dengan melibatkan pikiran dan perasaanya. Oleh karena itu, makna yang diterima komunikan pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara pesan verbal dengan pesan noverbal dan antara kedua pesan itu dengan pikiran dan emosi komunikan.
Pesan nonverbal juga dianggap lebih terpercaya daripada pesan verbal, jika terdapat ketidak cocokan makna diantara keduanya, makna yang dikirim melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat. Selain itu, pesan nonverbal dapat digunakan untuk memeriksa validitas dan kebenaran pesan verbal. Sehubungan dengan itu, untuk meningkatkan kemampuan berkomunkasi, setiap individu perlu meningkatkan keterampilannya dalam menginterpretasi dan mengontrol penggunaan pesan verbal maupun nonverbal.
Hal ini memang tidak mudah dilakukan mengingat bahwa mayoritas pesan nonverbal sangat ditentukan oleh kebudayaan. Setiap pesan yang diterima harus diinterpretasi dalam konteks situasi dan budaya yang sesuai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar